Sunday, August 30, 2015

Selamat pagi, Oma.

Selamat pagi, Oma. 

Nafas hangat, menyentuh ujung jari kaki ku, seperti tiupan hangat dari arang yang mulai hidup. Dari jari kaki, nafas hangat tersebut menyusuri lutut ku. Lantas paha ku, pinggul ku, perut ku, sebentar lagi akan sampai ke wajah ku. Aku bukakan mata memandang pemilik nafas hangat tersebut. Ana, anjing kepunyaan anak ku yang aku jaga untuk satu bulan,   memundurkan diri. Wajah nya ia tarik berapa centimeters menjauhi wajah ku. Matanya membalikkan tatapan ku dengan  penuh anticipasi. Aku pejamkan mataku lagi. 
Hanya beberapa detik berlalu ketika aku rasakan nafas hangat Ana kembali meniup  wajah ku. 
Ada orang yang menyamakan nafas hangat seekor anjing  dengan nafas segar seorang bayi. Harum, murni , tanpa dosa. Ada pula yang menyamakan nafas tersebut  dengan bau sampah umur seminggu. Menurutku, nafas hangat Ana baunya tidak banyak beda dengan anjing bersih yang lain, mungkin sedikit lebih segar dari  tambahan mint yang aku masukan di air minumnya. 

Kalau aku tetap pejamkan mata ku, Ana akan mulai merenggek berupa suara kecil yang ia simpan di tenggorokannya serupa dengan suara karatan pintu mobil yang di buka. Kalau suara renggekannya gagal menarik perhatian ku, Ana akan mulai berdansa dengan kaki depan bergantian bergerak ke kanan atau ke kiri. Seperti pelawak mabuk. Kadang aku menggoda anjing ini dengan pura pura tidak mendengar renggekannya sehingga bisa melihat Ana berdansa. Tapi hari ini, karena hari minggu, hari suci, aku merasa dosa ku akan bertambah puluhan lipat  kalau aku mengoda Ana. Jadi aku buka mataku lagi. 
“ Hello, Ana. Selamat pagi.” Aku sapa dia. 
Ana,mendengar suara ku dan menyaksikan aku sudah melek, mulai mengoyangkan ekor nya dengan penuh semangat
“ Selamat pagi, Oma.”
Ana melangkah mundur. Berhenti. Langkah maju. Berhenti. Mundur lagi….menunggu sang Oma, turun dari ranjangnya.
Begitu kaki ku menyentuh lantai, Ana secepatnya lari ke arah pintu depan rumah. Ekornya bergoyang tidak sabar, menunggu kedatangan Oma tua nya, untuk membuka  pintu depan.
Dengan pintu depan se tengah terbuka, anjing dan Oma, bersama berdiri di dalam bingkai pintu. 
Mata waspada Ana, beredar, mengawasi keadaan halaman kecil di depan rumah. Kwatir jika ada musuh alami masih mengincar dia. Aku sendiri melebarkan mata, mengawasi jalanan di depan rumah ku. Kwatir jika ada tetangga yang lagi jalan jalan di pagi yang masih gelap ini. Aku belum bersedia membuat dosa besar, dengan  membuat tetangga pingsan. Karena aku bisa jamin, wajah “Selamat Pagi” ku, lumayan mengerikan. Wajah “Selamat Pagi” ku lebih ngeri dari wajah Cruella De Vil, setelah di serang oleh 101 Dalmatians. 




                                 

Tuesday, August 18, 2015

Makanan dari tanah air.


Beberapa tahun yang lalu saya di kunjungi oleh  teman Cina yang baru datang dari mengunjungi negara bagian Iowa. 

“ Iowa bagus sekali. “ kata Joanna dengan ceria dan penuh semangat. “Alam terbuka. Bersih. Tidak ada polusi. Tidak ada jalan macet. Sawah gandum dan jagung sejauh pandangan mata. Damai. Orang orang pula semua ramah.. Dan romantis.” 

“ Romantis?”  Iowa? 
Hanya gandum dan jagung sejauh pandangan mata, kata Joanna. Iowa mungkin romantis bagi banyak orang lain, tapi  saya rasa bukan orang seperti Joanna, yang  lebih kenal Prada daripada Payless Shoe Source. Yang menyangka blueberry pie adalah children division of Burberry.  

“ Iya. Kamu tau kan The Bridges Of Madison County ?” 

Saya anggukan kepala. 

“ Suami ku ajak aku kesana. Jembatan tua dari  kayu dengan atap kayu……” Mata  Joanna melayang penuh kahyalan. “ ….dimana Francesca dan Robert pertama kali pergi bersama. Ingat kan? “ 

Saya anggukan kepala lagi. 

“ Apakah tidak romantis?”

Saya anggukan kepala untuk  ketiga kalinya. Dalam  hati merasa tidak sopan untuk mengingatkan Joanna bahwa Bridges Of Madison County hanya fiksi. Tidak ada Robert Kincaid atau Francesca Johnson.  Jembatan yang is lihat, mungkin lokasi shooting filmnya. 

“ Syukurlah. Kalau gitu kamu jadi dong pindah kesana.” Ucap saya..  Suami Joanna merencanakan untuk transfer ke Iowa. Setelah delapan tahun tinggal di Metro Detroit area, ia  merasa jenuh dengan keramain yang hampir sama dengan  kota yang  mereka tinggalkan di Cina. Tapi Joanna merasa keberatan dengan alasan semua teman mereka ada   disini. 

Joanna mengelengkan kepala secepatnya. “ Nggak.”

“ Kenapa?” Saya tanya.

“ Nggak ada toko. “ jawab Joanna. 

“ Magsud mu, nggak ada Mall?” Mall sama dengan Prada dan Burberry. 

“ Bukan.” Lagi, Joanna mengelengkan kepala.” Tidak ada Chinese grocery stores. Yang terdekat, hampir dua jam naik mobil.”

Oh…..?

“ Jadi….?” Saya bingung, apa sangkutan antara Chinese groceries stores dengan  pindah ke Iowa. 

“ Kamu nggak bisa lihat? Nggak ada Chinese stores….” Joanna kelihatan kecewa sekali atas ketidak pengertian saya. “….apa yang  akan  aku masak? Aku akan makan apa? Kita bisa mati kelaparan!!!!!”

Kelaparan? Di tengah tengah Iowa yang produksi jagung dan gandum untuk kosumsi di seluruh dunia? 

Sopan tidak sopan, saya ketawa ngakak.

Di Asia termasuk Cina, populasi berduyun-duyun menikmati makanan yang dijual  di McDonald, Kentucky Fried Chicken dan aneka Pizza. Kita yang merantau di negeri pusat nya  McDonald, KFC dan Pizza, malah merasa  rindu dengan  makanan dari tanah air.  Tidak se- tragis  kata Joanna, tapi kadang kadang kita seperti orang kelaparan, bermimpi dan mengidamkan  makanan dari tanah air. Lebih lapar dari  pemungut di jalanan. Lebih ngidam daripada wanita yg hamil muda. 

Note: Jaman  dulu hanya ada dua atau tiga Chinese groceries stores di daerah Metro Detroit. Satu, yang  lumayan besar, saya sering kunjungi. Yang dua lagi,  kecil saja. Ada juga satu toko di Lansing area. Satu di Battlle Creek. Satu lagi dekat Grand Rapid.  Total:  enam Chinese Groceries stores di seluruh negara bagian  Michigan ( daerah dua kali luasnya dibandingkan dengan pulau Jawa). Sekarang lumayan banyak Chinese groceries stores di seluruh Michigan.  Di Metro Detroit saja, sudah tidak bisa di hitung jumlahnya.  Beberapa toko tersebut juga jual makanan dan bumbu Indonesia. Seperti foto foto di bawah ini. 



Sunday, August 16, 2015

Makanan.

Ini model-model makanan yang saya jual di restaurant saya.