Setangkai Daun yang Gugur 21.
Elius.
“Tinggal dekat sini?” Elius bertanya. Sekali lagi ingin membuka percakapan.
“Nggak. Tinggal di Northville.”
“Jauh…untuk laundry.”
Melina tersenyum.” Itu untuk mertua. Dia tinggal dekat sini.”
Mertua….suami….
Elius menggelengkan kepala, mengusir perasaan tidak nyaman. “Karpetnya baru….kok dicuci?”
Melina tertawa kecil. “Iya.... Kata mertua, karpet itu kan diinjak-injak pembeli yang lain. Cuci dulu sebelum dibawa pulang.”
Ketika Elius mendengar tawa kecil Melina yang ringan dan polos, untuk sesaat Elius merasa jiwanya terbang meninggalkan tubuhnya, melayang ke suatu tempat yang jauh dan lama.
Tempat yang ia kenal tapi tidak ingat.
“Eli, tinggal dekat sini?” Pertanyaan Melina membawa jiwa Elius kembali ke tubuhnya.
Elius tersenyum sebelum menjawab,”Trailer di South Haven. Tapi kebanyakan hidup di truck.”
“A trucker?”
Elius mengangguk.
“Long distance?”
Sekali lagi Elius menganggukkan kepala.
“Sangat menarik. Selalu kepingin menjelajah negara sebagai trucker.”
Elius tersenyum,” Setelah beberapa tahun tidak begitu menarik lagi. A trucker seperti pengembara, jarang bisa tinggal di tempat yang sama dalam waktu yang panjang.”
“Pengembara …..punya rumah di South Haven,” Melina tersenyum,” Sedikit ke utara…..Heaven.”
Elius tersenyum. Seluruh tubuhnya tersenyum. Sekali lagi jiwanya melayang ke tempat yang jauh dan lama….mengingat wanita yang sering membuat seluruh tubuhnya tersenyum….
Dimana dan kapan….?
No comments:
Post a Comment