“Yo, what’s up!” Melina mendengar suara yang berat berlogat special datang dari belakangnya.
“What’s up!” Jawab Eli disusul oleh fist-bump antara Eli dan lelaki berkulit gelap yang menyapa mereka.
Sementara itu Eli telah memutar dan memposisikan badan Melina di belakang badannya sekalian dengan keahlian tukang copet, Eli melepaskan dua cincin yang menghuni jari Melina dan mengantonginya di kantong belakang jeansnya.
“Laundry day?”
Eli mengangkat bahu.
Pandangan lelaki berkulit coklat hitam di arahkan ke Melina. Tiga pengikutnya juga memandang Melina seolah Melina barang pajangan. “New?”
Lelaki pemimpin group kecil itu, tidak kelihatan begitu brandalan. Dua pengikut di sampingnya kelihatan kekanakan. Tapi pengikut yang berdiri di belakang pemimpin mempunyai sorot mata tajam dan kasar, cukup membuat bulu lengan Melina merinding.
Sekali lagi Eli mengangkat bahu.
Lelaki pemimpin group tertawa. Dua pengikutnya tertawa. Mata tajam dan kasar, tidak berreaksi..
“Any smoke?”
Tanpa menjawab Eli meraih sebungkus rokok dari kantong jeans..
“Don't want it back.”kata Eli.
“Thanks , man.”
Fist-bump.
“Stay cool.”
“Stay cool,” jawab Eli.
Group itu berbalik, berjalan ke pintu keluar, meraih dan menendang keranjang cucian laundromat yang mereka lewati.
“Hey," Suara Eli tidak jkeras tapi cukup kuat mengambil perhatian mereka.
Sang pemimpin membalikkan badan, memberi tanda salut, sebelum keluar dari laundromat.
No comments:
Post a Comment