Ferona.
Duduk disamping dua wanita di bawah park pavilion.
Udara sore masih lumayan panas. Keringat sebesar kelereng mengalir di punggungku. Angin yang bertiup melewati tempat dudukku di bawah park pavilion hanya memberi kesejukan sesaat saja. Pandanganku beralih ke tempat pria itu lagi. Ia berdiri bersama beberapa pria lain yang sibuk berbincang di bawah kerindangan pohon tidak jauh dari tempat dudukku.
Kulit tanganku masih merasakan sentuhannya ketika tangan kita tabrakan mengambil sendok kare sapi dan seluruh tubuhku masih merasa hangat dari sentuhan badannya ketika kita semua tersandung kesatu sama lainnya waktu group kita menang perlombaan tarik tali beberapa menit yang lalu.
Tatapan kami bertemu lagi. Satu senyum miring darinya merekah untukku. Jantungku sekali lagi bergetar terbang. Terbang jauh ke angkasa seperti sepotong daun gugur ditiup badai.
No comments:
Post a Comment