Elius.
Hari berikutnya.
Elius sedang menikmati secangkir kopi sambil menonton action film siaran Netflix di dalam semi-truck cab yang ia parkir di samping self-service laundromat dimana cucian Elius berputar di dalam mesin pengering, ketika sebuah Lexus SUV 470 warna silver menggelinding ke tempat parkir plaza, meraih perhatian Elius.
Beberapa meter memasuki tempat parkir, Lexus tersebut tiba-tiba berhenti. Seolah pengemudinya tersesat dan meragukan kebijaksanaan melanjutkan perjalanan ke plaza. Plaza yang sepi terbengkelai seperti tertidur di tengah gurun, dengan tempat parkir berlobang-lobang meniru permukaan bulan, umumnya tidak aman specially untuk pemilik mobil mewah.
Sesaat kemudian, SUV tersebut melanjutkan perjalanan, menghindari lobang-lobang sebanyak mungkin.
‘Hm…?’ Elius merasa heran.
Sinar matahari dan gelapnya jendela mobil, menyebabkan pengemudi Lexus tidak bisa kelihatan jelas. Tapi, ketika Lexus berhenti di depan self-service laundromat tidak jauh dari truck Elius, kemudian pengemudinya keluar dari SUV, cangkir di tangan Elius terbalik, menumpahkan kopi hangat ke blue- jeans dan kaos yang Elius pakai.
Wanita yang keluar dari SUV, wanita yang sama dari yang di park ; wanita yang wajahnya memenuhi pikiran dan semalaman mengganggu tidur Elius.
Sebelum Elius sempat memutuskan untuk bersumpah atau bersyukur melihat wanita itu lagi, jantungnya telah menari seperti joget mendengar gamelan idaman.
“F#*#,”sumpah Elius.
No comments:
Post a Comment